Minggu, 12 Juni 2011

The Invention of Popcorn (Penemuan Popcorn)

Popcorn. Cemilan yang satu ini dikenal cukup populer dikalangan masyarakat. Biasanya dijual di bioskop untuk bekal menonton atau di taman hiburan. Kata popcorn berasal dari kata "to pop" yang artinya meletup. Memang, dalam proses pemasakannya, popcorn ini meledak dan menimbulkan bunyi letupan di dalam pancinya.
popcorn yang biasa dijual di bioskop
Menurut catatan sejarah, orang Indian lah yang pertama kali membuat popcorn lebih dari 55 abad yang lalu. Para arkeolog menemukan biji-bijian popcorn mentah yang berumur lebih dari 1000 tahun. Luar biasanya, katika dicoba dimasak, ternyata biji berumur 1000 tahun itu masih bisa meledak. Konon, Christopher Colombus ketika pertama kali tiba di benua Amerika, dia disambut dengan berbagai perhiasan dan kalung yang terbuat dari batu mulia dan popcorn. Orang Indian zaman itu membuat popcorn dengan cara memanaskan pasir dalam periuk ceper diatas api. Kemudian biji popcorn dimasukkan kedalam pasir tersebut.

Menurut kepercayaan Indian kuno, di dalam setiap biji popcorn terkurung hantu. Kalau biji itu dipanaskan, hantu di dalamnya akan membebaskan diri dengan meledakkan biji popcorn tersebut. Sebenarnya, yang menyebabkan biji popcorn meledak adalah kandungan air yang menguap dan berusaha keluar. Tidak semua biji jagung bisa dijadikan popcorn. Biji jagung harus mengandung sekitar 14% kandungan air agar bisa meledak.

Orang pendatang Eropa di Amerika pun belajar membuat popcorn dari orang Indian. Singkat cerita, pada tahun 1907 ditemukan mesin pembuat popcorn. Tapi mesin itu tidak aman untuk anak-anak dan hanya untuk pemakaian skala besar seperti penjual popcorn di karnaval.
mesin penjual popcorn
Biji untuk popcorn juga masih dujual per karung. Banyak diantaranya yang tidak meledak sehingga merugikan penjual popcorn. Baru pada tahun 1950 Orville Redenbacher dan Charles Bowman berhasil membudidayakan biji popcorn yang dijamin meledak. cukup dengan panci tertutup dan mentega, popcorn sudah bisa dibuat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar