Alkisah pada zaman dahulu di Great Plains, Amerika, hiduplah seekor kuda bernama Diego. Diego adalah kuda yang sempurna. Bulunya yang hitam mengkilat, surai yang terurai indah, kaki-kaki yang ramping dan tubuh yang berotot menjadi kebanggaannya. Selain itu kecepatan lari yang tak ada tandingannya di seluruh Great Plains menjadikannya semakin sombong. Dia selalu menang dalam lomba lari dan memang tidak ada yang lebih cepat darinya.
Suatu hari saat sedang berjalan-jalan, dia melihat seekor kuda putih yang tampak tua dan bijaksana. Kuda putih itu sedang merumput sambil menikmati keindahan alam saat itu. "Hai kuda tua, kulihat kau adalah kuda yang hebat. Ayo kita berlomba !" Diego menantang dengan sombongnya. "Berlomba ? Aku sudah tua. Berlomba hanya melelahkanku dan membuang waktumu. Lebih baik kau pergi ke arah matahari terbit. Berlarilah terus selama dua hari, maka kau akan menemukan tandingan yang sepadan denganmu ditempat itu !" jawab si kuda bijaksana.
Singkat cerita, Diego mengikuti saran si kuda bijaksana. Dia berlari tanpa lelah, berlari secepat yang dia bisa. setelah dua hari berlari tanpa lelah, akhirnya dia sampai di tempat itu. Disana dia melihat padang rumput luas, langit biru membentang, awan seputih kapas beriringan di atasnya dan matahari yang baru terbit terasa hangat dan bersahabat. Diego merasa kecil berada ditempat seperti itu. Dia menyadari bahwa dirinya begitu kecil di dunia yang begitu luas. Selama ini dia hanya melihat dunia seluas tempat tinggalnya, kuda-kuda yang terlalu lambat untuk diajak berlari, dan pemandangan yang biasa dia lihat sehari-hari. Diego lalu berbalik dan kembali berlari untuk mengucapkan terima kasih kepada si kuda bijaksana yang telah menyadarkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar